Jumat, 14 Oktober 2022

Menulis di Kala Sakit

"Hari Jum'at, Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang ke-27, Pertemuan ke-24, Judul : Menulis di Kala Sakit, Narasumber : Suharto, M.Pd & Moderator : Raliyanti"

 


Bismillah. Setiap orang pernah ditimpa sakit. Bahkan Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam pun pernah ditimpa sakit. Sebelum beliau wafat, beliau tertimpa sakit kepala yang sangat sehingga mengantarkan beliau wafat shallalahu ‘alaihi wasallam. Sakit merupakan hal yang lumrah bagi manusia. Adapun kadarnya berbeda antara manusia satu dan lainnya.

Ada sakit gigi, sakit reumatik, demam, sakit jantung dan lain sebagainya. Kata sakit dalam kamus bahasa Indonesia artinya perasaan tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu (demam, sakit perut, dan sebagainya). Ada perasaan tidak nyaman dialami orang yang sakit. Perasaan tersebut menyebabkan aktivitasnya tidak dapat berjalan dengan baik. Misalnya orang yang terkena sakit gigi. Rasanya sangat sakit sampai-sampai ada yang menggambarkan sakitnya dengan kalimat “lebih baik sakit hati daripada sakit gigi”.

Di dalam islam, orang yang sakit mendapatkan banyak keutamaan bila ia mampu bersabar dengan sakitnya. Seraya memanjatkan permohonan ampun kepada Allah subhana wata’ala. Orang yang sakit akan diampuni dosa-dosanya selama ia ridha dengan takdir Allah subhana wata’ala atas sakit yang dideritanya. Oleh karena itu, bagi orang yang sakit hendaknya memperbaiki persangkaan kepada Allah subhana wata’ala. Sebab hal tersebut baik baginya. Sebab semua perkara bagi seorang mukmin itu baik. Bila ia ditimpa musibah ia mendapatkan pahala dengan dia mengembalikan semuanya kepada Allah subhana wata’ala, bila ia diberikan nikmat maka ia bersyukur atas anugerah tersebut. Dan balasannya di sisiNya berupa tambahan-tambahan nikmat.

                Menulis di kala sakit merupakan hal yang sulit dilakukan. Aktivitas menulis hanya dapat dilakukan bila orang yang sakit dapat menggerakkan tangannya berikut jemarinya agar dapat menulis. Begitu juga dalam keadaan otak masih dapat bekerja dengan baik. Bila si orang sakit tidak mampu melakukan hal tersebut maka ia tidak akan dapat menulis.

                Menulis di kala sakit hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki komitmen tinggi. Bila si orang sakit adalah orang yang masih mampu berpikir dan menggerakkan tangannya, tentu waktunya jauh lebih banyak ketimbang orang yang sehat. Sebab di pembaringan, selama sehari semalam ia dapat memanfaatkannya untuk menulis. Akan tetapi kurangnya interaksi dengan orang lain menyebabkan orang yang sakit merasa jenuh. Kecuali aktivitas menulis tersebut dapat menghilangkan kejenuhannya sehingga ia akan termotivasi untuk terus menulis.

                Seperti yang dialami Cing Ato, berkat pertolongan dari Allah subhana wata’ala beliau masih diberikan kesembuhahan. Setelah terbaring selama satu tahun, Alhamdulillah beliau masih diberikan umur yang panjang. Setelah itu beliau mampu menulis buku yang lumayan banyak. Ini tidak semua bisa dilakukan oleh orang yang sakit. Hal tersebut karena beliau pernah mengikuti berbagai pelatihan belajar menulis sehingga dapat menuliskan dengan mudah. Kisah beliau sangat inspriratif bagi kami penulis pemula. Dari kisah beliau kita bisa mengambil banyak pelajaran. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Nikmat kesehatan adalah nikmat yang sangat mahal harganya. Betapa banyak orang sehat bisa makan enak akan tetapi ketika sakit ia tidak lagi merasakan nikmatnya makanan enak tersebut.

2. Waktu sehat merupakan nikmat yang diberikan Sang Pencipta, seyogyanya bagi orang yang sehat untuk memanfaatkan waktu sehat mereka sebaik-baiknya.

3. Kita boleh beraktivitas dengan kegiatan apa saja, akan tetapi kita juga perlu memperhatikan keadaan kesehatan kita. Sebab bila kita sakit tentu saja kita tidak dapat bekerja dan lain sebagainya.

4. Bila sakit melanda dan masih bisa beraktivitas sebaiknya melakukan hal-hal yang bermanfaat yang bisa dilakukan. Tujuannya agar menghilangkan kejenuhan di pembaringan. Misalnya kegiatan menulis.

5. Ada sebuah hadits dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda “ ada dua kenikmatan yang manusia sering melalaikan kedua kenikmatan tersebut yaitu nikmat sehat dan nikmat luang.” Dengan nikmat sehat dan luang tersebut bila kita manfaatkan dengan baik akan mendatangkan kebaikan untuk dunia dan akhirat kita.

 

 



2 komentar: