Rabu, 31 Agustus 2022

Menulis Buku Dari Karya Ilmiah


Hari rabu tanggal 31 Agustus 2022 Materi ke-5 Oleh : Noralia Purwa Yunita, M.Pd & Moderator : Mutmainah, Materi : " Menulis Buku Dari Karya Ilmiah "




 

Bismillahirrahmanirrahim. Rasa lelah dan letih setelah menempuh perjalanan hari dengan banyaknya aktivitas, tidak menyurutkan semangat saya  mengikuti kegiatan pelatihan menulis BM 27. Saat menyimak materi ini, saya sedang dikunjungi teman.


Namanya Pak Tamrin. Beliau guru IPS. Orangnya sangat asyik, periang dan mudah bergaul. Sembari mengetik di laptop dan menyimak materi, kami berdiskusi. Saya sangat senang berdiskusi dengan beliau. Tema diskusi kami tentang tempat-tempat refreshing yang indah di Kabupaten Pulau Morotai.


Dia bertanya dengan rasa harap dengan logat khas orang tidore, ”Dar, kapan pergi ke Pulau Mitita?”. Pulau Morotai dikenal dengan pulau-pulaunya yang indah. Biasanya saya bersama teman pergi di waktu-waktu liburan ke sana. Pulau mitita dapat ditempuh 30 menit dengan perahu Speed Boat.  Pulau Mitita adalah salah satu destinasi wisata di Provinsi Maluku Utara.


Bunyi suara kodok semakin keras, pertanda malam semakin larut. Iya, di tempat saya tinggal berbeda jam dengan waktu Indonesia barat. Selisihnya dua jam. Terkadang saya harus menyimak materi sampai larut malam. Tapi ini sebuah tantangan buat saya.


Baiklah, itu sekadar pengantar.

Materi kali ini boleh dibilang sangat keren karena saya punya cita-cita menulis sebuah buku. Saya mengira seluruh peserta dan Pemateri BM 27 guru bahasa Indonesia semua. Ternyata, saya salah. Peserta BM 27 orang-orang hebat semua. Membaca Curiculum Vitae Ibu Noralia menambah semangat saya untuk menulis sebuah buku.


Dulu waktu SMA saya pernah mewakili sekolah saya dalam ajang Lomba Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten, Kemudian saya meraih peringkat dua lalu kembali mengikuti Lomba Olimpiade Tingkat Provinsi.  Semoga saya bisa seperti Ibu Noralia. Dari Basic MIPA, bisa menulis buku yang banyak.


Sang Moderator dengan bahasa puitisnya, memberikan semangat kepada seluruh peserta. Beliau akrab disapa Ibu Mutmainah memberikan motivasi yang luar biasa sebagai muqaddimah. Saya masih hafal penggalan kalimat yang beliau tulis.


Kata beliau, “Menulislah dengan tulisan jelek karena tulisan bagus itu bonus dari kebiasaan”. Kalimat ini sangat menyentuh saya. Kemudian Kalimat itu dibumbuinya dengan emoticon senyum.


Sang Pemateri, membuka materi dengan salam. Menanyakan kabar peserta kemudian memperkenalkan diri. Dimana beliau memulai materinya dengan judul “ Menulis Buku Dari Karya Tulis”. Beliau akrab disapa Ibu Noralia. Sangat menarik materi kali ini. Materi yang sangat langka. Kita sering menjumpai hasil karya tulis ilmiah seperti skripsi dan tesis. Pokoknya materi malam ini sangat keren, dan keren. Materinya daging semua.


Namun kadang masyarakat awam sulit untuk memahaminya karena banyaknya kata-kata ilmiah di dalamnya. Belum lagi dengan angka-angka yang ditaburi di dalamnya. Semakin membuat orang lari tidak mau membacanya.


Tapi kata beliau, karya-karya tulis itu dapat di jadikan buku. Jadi dengan menjadi buku kita menjadikan sesuatu itu menjadi lebih sederhana. Mungkin sesama para penulis memahami isi dari karya tulis ilmiah namun tidak dengan masyarakat awam yang jarang menelaah dan jarang membaca. Sehingga sebagus apapun tulisan para penulis itu,bila tidak mampu dipahami oleh pembaca. Mungkin sedikit manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas.


Setelah melewati banyak untaian kata, rasa lelah mulai muncul. Saya segera ke pembaringan untuk mengumpulkan energi  menulis besok pagi. Saya mulai lagi melanjutkan apa yang saya tulis tadi malam. Waktu membuka laptop ternyata file-nya hilang entah kemana. Tapi materi ini sangat keren. Saya mulai lagi dari awal.


Baiklah, saya akan lanjutkan. Beliau memaparkan agar sebuah karya tulis menjadi sebuah buku, ada beberapa hal yang harus kita ubah dalam karya tulis tersebut. Ada banyak manfaat yang diperoleh dengan mengkonversi karya ilmiah menjadi sebuah buku, ujarnya. Diantaranya adalah :

1.         Dapat dibaca masyarakat awam.

2.         Dapat diperjualbelikan sehingga menghasilkan keuntungan.

3.         Bagi ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah dan poin angka kredit.

4.         Bila sudah banyak yang membeli maka buku kita akan dikenal banyak orang.

5.         Ilmu pengetahuan dapat tersebar.

Lalu Bagaimana cara mengubahnya?

Menurut beliau ada beberapa cara yang bisa dilakukan.

1.         Mengubah Judul

Judul karya tulis ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, dan tempat penelitian.

 

Misalnya ada sebuah tesis berjudul ”Pengembangan Modul Berbasis Riset Pada Materi reaksi Redoks Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas X SMA”.

Tesis diatas dapat diubah menjadi “Kiat menulis Modul Berbasis Riset”. Jadi, untuk mengubah sebuah karya tulis kita melihat pada fokus atau objek penelitiannya. Bila kita sudah menemukan objek penelitiannya kita dapat menambah kata seperti KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya menjadi judul popular.

2.         Mengubah Daftar Isi

Mengikuti pedoman 2W + 1H. Pada Bab 1 (Why) menjelaskan pentingnya, Bab 2 (What) menjelaskan apa, sedangkan Bab 3,4,5 dan seterusnya (How) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

3.         Mengubah sedikit Isi Karya Ilmiah

Ø  Mengubah sedikit isi karya tulis ilmiah dengan memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kita dapat menentukan perluasanmateri tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita. Kita dapat memperluasnya dengan sumber buku bacaan yang relevan. Misalnya : Judul “Media Stereofoam Pembelajaran Organisasi Kehidupan Untuk Meningkatkan Kreativitas”, maka yang harus dikembangkan adalah tentang media (Pengertian, Manfaat dan jenis), Pembelajaran (materi tentang belajar mengajar), Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya).

Ø  Menghilangkan semua kata penelitian pada Karya tulis ilmiah.

Ø  Menampilkan grafik yang penting saja.

Ø  Bila tidak menampilkan grafik boleh menggunakan kalimat.

4.         Secara kebahasaan dan peyajiannya berbeda dengan laporan KTI. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Penulis harus mengupayakan agar buku yang ia tulis dapat dipahami oleh pembaca.

5.         Boleh menggunakan sumber blog. Namun melalui blog resmi seperti Kemendikbu.go.id, Jurnal Ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Sebaiknya menghindari daftar pustakan dari blog pribadi dengan domain blogspot dan wordpress.

6.         Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang kita lakukan agar pembaca yakin bahwa kita benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.

7.         Karya Ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit.

Kesimpulannya adalah membuat buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Ini merupakan suatu kesalahan karena akan menjadi self plagiarisme untuk KTI kita sendiri. Selain dijadikan buku bisa juga dijadikan sebagai  artikel ilmiah yang dapat kita kirimkan ke jurnal yang bereputasi.

 

 

 

 

 

 

 

 


7 komentar: