Jumat, 30 September 2022

Menulis Puisi

"Hari Rabu, 30 September 2022, Pelatihan Belajar Menulis PGRI Gelombang ke-27, Pertemuan ke-18, Judul " Menulis Puisi", Narasumber : Dra.  E. Hasanah, M.Pd & Moderator : Dail Ma'ruf " "

 



Bismillahirrahmanirrahim. Pengertian puisi menurut KBBI adalah sebagai berikut :

1.    Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

2.    Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih  dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus;

3.    Sajak;

 

Pengertian Puisi

Sajak ;

v Bebas : Puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam  setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik;

v Berpola : Puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajar genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain;

v Dramatik sas : Puisi yang memiliki persyaratan dramatic yang menekankan tikaian emosional atau situasi tegang;

v Lama :  Puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal;

v Mbeling : Sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan tegang; sajak main-main.

 

Ada lima pengikat puisi :

1.       Rima adalah bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya.

2.       Matra adalah ukuran banyaknya tekanan irama.

3.       Larik adalah baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.

4.       Irama adlah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapih.

5.       Bait adalah kalimat pada setiap baris puisi.

Menurut H.B. Jassin, puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.

 

Struktur Fisik Puisi (Unsur Wujud)

 

Bentuk     : berbentuk baris-bait

Diksi          : Pemilihan kata indah & memiliki kekuatan makna

Majas       : Bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyair

Rima         : Persamaan bunyi dibaris/akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi.

 

Jenis puisi

·      Puisi lama

Puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan (rima), banyak suku kata di tiap baris.

·      Puisi baru

Puisi yang tidak terikat oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

 

Ciri-ciri puisi lama :

1.       Tidak diketahui nama pengarangnya.

2.       Penyampaian dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan.

3.       Sangat terikat aturan misalnya jumlah baris di tiap bait.

 

Ciri-ciri puisi baru :

1.    Memiliki bentuk yang rapid an simetris (sama)

2.    Persajakan akhir yang teratur

3.    Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain.

4.    Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)

Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi.

Contoh : Pantun Nasihat

Sungguh elok emas permata

Lagi elok intan baiduri

Sungguh elok budi bahasa

Jika dihias akhlak terpuji

Seloka adalah pantun yang berkait atau bertautan

Contoh :

Sudah bertemu kasih saying

Duduk terkurung malam dan siang

Hingga setapak tiada renggang

Tulang sendi habis terguncang

 

Jenis Puisi Baru

Ø Balada, yaitu puisi yang berisi kisah cerita;

Ø Himne, adalah puisi pujaan untuk menghormati tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air;

Ø Ode, adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu;

Ø Epigram, yaitu puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup

Ø Romansa, adalah puisi yang berisi luapan cinta kasih;

Ø Elegi, adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan;

Ø Satire, adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.



Waktu Subuh

Karya : Abu Dzakira

Malam itu merdunya suara seruan.
Di malam yang dingin menusuk sampai ke tulang.
Apa itu kidung?...Bukan....
Yang tersentuh hanya orang beriman.
Banyak orang nikmati senja kala sang surya kembali ke tempat peraduan.
Tapi bagiku subuh itu lebih indah karena tenangnya syahdu, dan menawan.

Irama kokok ayam saling bersahutan.
Ada apa gerangan?....
Lalu suara panggilan Tuhan pun bersenandung.
Apa itu nyanyian? Bukan....
Banyak manusia tertidur, mereka abaikan....
Setan berbisik, ayo tidur lagi, tidur lagi, itu bukan suara azan....

Kata hatinya mau bangun.
Setan menepisnya, rayunya lagi.
Ah...itu cuma bunyi pentungan
Kembali ia rebahkan badan di ranjang sendirian.
Si Fulan kesiangan.

Morotai, 30 September 2022


Salam Literasi



2 komentar: