Kali ini, Pak Brian hadir untuk
membantu peserta dalam menerbitkan buku solonya. Dalam pelatihan ini ada dua
persyaratan. Yang pertama seorang peserta dapat membuat sebanyak dua puluh
resume dan sebuah buku solo baru dapat dikatakan lulus dari peserta Pelatihan
Menulis ini. Tentu saja, ini adalah impian semua peserta. Sebuah momen yang
sangat berharga yang tidak dapat dilewatkan malam mini. Dengan materi
menerbitkan buku semakin mudah di Penerbit Indie. Ada banyak solusi yang bisa
di dapatkan dalam menerbitkan buku pada pelatihan ini.
Dahulu,
ketika penerbit indie seperti sekarang, yang ada hanya penerbit mayor seperti
Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi dan lain-lain. Penerbit indie
tidak melakukan seleksi naskah sehingga semua naskah bisa diterima. Sedangkan penerbit
mayor menerapkan seleksi naskah, sehingga belum tentu naskah seorang penulis
diterima. Karena penerbit mayor ingin mendapatkan naskah yang benar-benar
berkualitas dan diperkirakan akan laku di pasaran.
Tentu saja, tahapan seleksi naskah menjadi tantangan agar bisa menerbitkan buku di penerbit mayor. Ini impian para penulis, sebab pada penerbit mayor , ia tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menerbitkan bukunya. Hanya saja, penulis harus berjuang mengirim naskah ke beberapa penerbit mayor. Mungkin saja, di awal akan terjadi penolakan naskah dari penerbit mayor. Bagi penulis pemula, tentu saja hal itu sangat sulit. Tapi dengan adanya penerbit indie bisa menjawab aral dan rintangan tersebut dan naskah pasti diterbitkan.
Penolakan
naskah pada penerbit mayor merupakan makanan sehari-hari penulis. Ketika naskahnya diterima pun
proses penerbitannya sangat lama. Menerbitkan tulisan pada penerbit mayor
membutuhkan waktu satu tahun. Sementara pada
penerbit indie dalam hitungan bulan saja. Bukan berarti penerbit indie itu
lebih baik, tapi penerbit indie maupun mayor perlu waktu yang tepat untuk
penulis.
Jadi
untuk penulis pemula, alangkah baiknya mengawali menerbitkan buku di penerbit indie. Bila bukunya telah terbit, itu akan
menjaga semangatnya dalam menulis buku. Seorang penulis pemula yang telah
terbiasa menerbitkan buku di penerbit indie akan ada waktunya bila merasa perlu
untuk meningkatkan kemampuan menulisnya. Jika ia sudah sering menerbitkan buku di penerbit
indie maka ia bisa mencoba menerbitkan buku di penerbit mayor. Seorang penulis pemula harusnya bertahap dalam menulis, ia perlu tantangan lagi
dalam menulis. Setelah itu, barulah penerbit mayor menjadi pilihannya setelah
melakukan upgrade ilmu menulis. Misalnya Bu Aam, Bu Rita, Bu Ditta, mereka
adalah contoh para penulis yang sudah punya buku penerbit mayor. Mereka dapat mencapai
penerbit mayor, karena sebelumnya terbiasa rutin menulis dan menerbitkan buku
di penerbit indie. Jadi, ketika kemampuan seorang penulis meningkat, barulah ia
mencoba menerbitkan bukunya di penerbit mayor.
Ciri-ciri
penerbit indie adalah membutuhkan biaya untuk mendapat fasilitas penerbitan, atau jika ingin mencetak ulang. Hal
tersebut menjadi konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya
penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan
yang memuaskan.
Ada
beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie sebagai
berikut :
· Biaya penerbitan.
· Fasilitas penerbitan yang di dapat penulis.
· Batas maksimal jumlah halaman.
· Ketentuan dan Biaya cetak ulang.
· Apakah dapat Master PDF.
· Jumlah buku yang didapat penulis.
Semuanya
bisa disesuaikan dengan kondisi dan keinginan seorang penulis. Ketika sudah
bergabung dalam komunitas penulis ia tidak merasa sendirian dalam proses
penerbitan buku. Dalam pelatihan ini, Pak Brian sebagai mentor kami, beliau
bersedia mendampingi dan menjawab berbagai pertanyaan seputar proses
penerbitan. Sehingga peserta pelatihan menulis merasa tenang karena buku yang
ditulisnya pasti akan terbit
Adanya berbagai macam kasus sehingga beliau memilihkan penerbit yang
sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan juga mengawal sampai naskah terbit
menjadi buku.
Beliau
tergerak hatinya untuk membantu peserta karena ada beberapa penerbit indie yang
meminta biaya sampai berjuta-juta dalam menerbitkan buku. Beliau memiliki
rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Sleman. Kata beliau, kinerjanya sudah
tidak diragukan lagi. Hasil cetakannya bagus dan dapat dibuktikan sendiri. Peserta
tidak perlu mengalami hambatan, karena beliau yang mengawal dan menjamin buku
sampai terbit.
Bila
naskah sudah siap, segera memasukkan tulisan sesuai kriteria penerbit. Beberapa
ketentuan penerbit sleman sebagai berikut :
1. Di Penerbit Sleman, seorang penulis hanya mengeluarkan Rp. 400.000., saja. Dengan harga itu, ia akan mendapatkan sebanyak empat eksemplar buku.
2. Dari empat eksemplar buku, dua buah buku dikirim ke perpusnas, maksimal 150 hal A4, desain cover, mendapat master dalam bentuk pdf, ISBN/QRCBN, layout, editing, sertifikat, poster promosi, promo di web dan medsos penerbit, dan dijual di shopee dan tokopedia penerbit.
3. Penulis akan mendapatkan keuntungan sebesar 10 persen dari hasil penjualan buku.
4. Batas jumlah halaman di Penerbit Sleman, jumlah maksimal halaman yaitu 150 halaman A4 atau jika dikonversi ke A5 berarti 300 halaman. Setelah itu tidak ada lagi biaya tambahan.
Mantap dan lengkap Pak,siap eksekusi jadi buku
BalasHapusTerima kasih bu...
BalasHapusKeren pak Darno, resume yang apik 👍🏻
BalasHapusterima kasih bu...
HapusSelamat berjuang menghimpun karya menjadi buku dan menerbitkannya di penerbit pilihanm
BalasHapusSiap bu, terima kasih bu tas motivasinya. semoga berhasil...
HapusSemangat terus bapak, semoga segera menjadi buku solo 😇
BalasHapusAamin, terima kasih bu...
HapusMantap rapi juga
BalasHapusTerima kasih bu...
Hapus