Bismillah....
Salam dan bahagia bapak dan
ibu guru hebat....
Burung merpati terbang tinggi
Sangat menawan hati bahagia
Hari ini kita berefleksi lagi
PERISTIWA (FACTS)
Pernah ada
ide dari pak Firdaus untuk membuat sebuah komunitas praktisi. Kemudian ide itu terkubur bersama dengan waktu.
Ide itu muncul karena ada iming-iming dana dari dinas pendidikan. Lalu Ide itu muncul lagi ke permukaan ketika saya mengikuti pendidikan guru penggerak
angkatan sembilan. Setelah membaca nilai dan peran guru penggerak barulah saya
benar-benar sadar bahwa betapa pentingnya membentuk komunitas belajar di
sekolah.
Pendampingan
pengajar praktik pertama semakin menguatkan saya untuk mendorong terbentuknya sebuah komunitas praktisi di sekolah kami.
Dibantu pak Firdaus, beliau adalah salah satu calon guru penggerak hebat yang sudah
lolos pada tahap 1, ia mendaftarkan komunitas kami di aplikasi PMM. Setelah mendaftarkannya
di aplikasi PMM, saya diberi tanggung jawab sebagai sekretaris dan dia sendiri
adalah ketuanya.
Banyak
hambatan yang saya alami terutama terbentur pada kegiatan kerja bakti di sekolah dan
kegiatan guru penggerak. Saya harus membagi waktu dengan baik agar tidak tertinggal dalam menyelesaikan tugas guru penggerak. Sambil
mengerjakan tugas di LMS, saya berusaha membuat administrasi komunitas belajar.
Setelah itu, saya melakukan pendataan aset seklah dan ternyata beberapa orang rekan sejawat saya memiliki kemampuan menjadi narasumber pada kegiatan komunitas. Saat ini
saya sedang menyusun jadwal untuk kegiatan komunitas selanjutnya.
Perlu diketahui
bahwa ada beberapa tahapan untuk menjalankan sebuah komunitas. Komunitas
sendiri berbeda dengan organisasi yang memiliki AD/ART. Komunitas praktisi adalah
sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang
praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan
berinteraksi secara rutin (Wenger, 2012).
Ada lima
tujuan komunitas praktisi sebagai berikut :
1. Mengedukasi anggota dengan
mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan
tentang praktik pengajaran dan pembelajaran.
2. Memberi dukungan pada
anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota.
3. Mendampingi anggota untuk
memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka.
4. Mendorong anggota untuk
menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi.
5. Mengintegrasikan pembelajaran
yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari.
Tidak semua komunitas dapat
dikategorikan sebagai komunitas praktisi. Ada tiga karakteristik yang
membedakan komunitas praktisi dengan komunitas lain :
·
Domain
Adanya kesamaan
atas hal yang dianggap penting oleh anggota komunitas. Contohnya : Tujuan,
Identitas, minat, latar belakang, nilai yang dipercaya, keresahan tentang
sesuatu.
·
Komunitas
Adanya tatanan sosial yang disepakati oleh anggota.
Contohnya : saling menghormati antar
anggota, keinginan untuk berbagi, niat baik saling mendukung, interaksi yang
rutin/regular, terbuka untuk saling bertanya dan niat baik untuk saling
mendukung dan berkontribusi.
·
Praktik
Adanya pengetahuan yang dikembangkan, dibagikan dan
dipelihara sebagai hasil dari kegiatan komunitas praktisi. Contohnya :
informasi, hasil pembelajaran, pengetahuan yang dibagikan, alat dan bahan untuk
pembelajaran atau hasil pembelajaran, dokumen-dokumen, dan video.
Pada tahapan
ini saya baru mulai mengidentifikasi apa kebutuhan belajar guru, kemudian mulai
mencari narasumber yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan komunitas praktisi
berikutnya.
PERASAAN (FELLINGS)
Saya sangat bahagia rekan-rekan
sejawat yang hadir pada hari ini. Ada perasaan bangga memiliki rekan sejawat
yang begitu antusias mengikuti kegiatan komunitas praktisi. Kami memutuskan
untuk berkumpul di ruang matematika. Saya sudah menyiapkan infocus yang
nantinya akan digunakan untuk menampilkan hasil refleksi atau materi dari salah
satu rekan sejawat saya. Kali ini kami ingin memecahkan permasalahan jam
terakhir yang seringkali siswa berkeliaran di luar kelas karena guru tidak
masuk.
Dari hasil
refleksi pak Firdaus selama menjadi guru sehingga mengantarkannya pada muara
berpikir bahwa sebagai guru, kita perlu melakukan sebuah inovasi. Beliau membuat
sebuah alat yang bernama scrabble. Terdapat banyak permainan scrabble
di internet dan bisa juga di download di play store namun kebanyakannya
berbahasa inggris sehingga sulit diakses oleh murid apalagi karena tidak adanya
pulsa data.
Menurut
penjelasan pak Firdaus, Dengan bahan
seadanya kita dapat membuat alat ini dengan sangat mudah. Bahan-bahan
bekas seperti kardus banyak terdapat di sekitar kita. Setelah mendengar aturan
permainan scrabble tampaknya rekan yang lain sudah tidak tahan lagi
ingin bermain scrabble. Permaian ini terbilang unik, asyik dan
mengedukasi. Ibu Wakasek menyarankan agar setiap wali kelas dapat
bertanggungjawab mengarahkan murid melakukan permainan ini saat jam-jam
terakhir di kelas atau ketika guru mata pelajaran berhalangan hadir.
Permainan ini
diharapkan dapat menambah kosakata murid ditengah rendahnya nilai literasi
murid. Iya, masalah literasi masih menjadi masalah yang urgen di sekolah kami
untuk diperhatikan. Banyak anak yang salah dalam menuliskan kosakata. Melalui
permainan scrabble ini dapat memotivasi murid secara organik untuk
menambah kosakata baru setiap harinya.
PELAJARAN (FINDINGS)
Dikutip dari
Wikipedia scrabble adalah permainan papan dan permainan menyusun kata
yang dimainkan dua atau empat orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata
yang dibentuk dari keping huruf di atas papan permainan berkotak-kotak yang terdiri
dari lima belas kolom dan lima belas baris. Permainan ini memiliki aturan yang akan dipandu
oleh seorang wasit. Wasit harus lihai dalam melihat kosakta dalam kamus. Apakah
kosakata tersebut baku atau tidak. Karena kebanyakan permainan ini tersedia
dalam bahasa Inggris maka pak Firdaus mencoba membuat scrabble
menggunakan bahasa Indonesia. Ide ini beliau temukan saat berselancar di dunia
maya. Beliau juga menyampaikan bahwa banyak anak-anak berkeliaran pada jam
akhir sehingga membuat anak tidak terkontrol bahkan banyak terjadi kasus
perkelahian antar siswa. Permainan ini diharapkan menjadi solusi dari
permasalahan tersebut.
Saya
mendapatkan banyak manfaat dari penyampaian pak Firdaus. Bahkan selama ini saya
tidak pernah mengenal permaian scrabble. Melalui kegiatan komunitas
praktisi ini, saya dan para guru yang memiliki keresahan yang sama dapat
berkolaborasi dan berbagi praktik baik. Kadang praktik baik seringkali salah
dipahami guru. Praktik baik tidak hanya sebatas keberhasilan yang dilakukan
guru dalam kelas bahkan hal-hal apa saja yang dialami guru di dalam kelas perlu
disampaikan. Dari sana, seorang guru dapat mengamati, meniru dan memodifikasi. Karena
bisa jadi, kita semua punya masalah yang sama dalam kelas. melalui komunitas
ini, guru akan selalu melakukan refleksi diri baik untuk pengembangan kualitas
dirinya ke depan.
PERUBAHAN (FUTURE)
Masalah
literasi dan numerasi masih menjadi rapor merah kami di sekolah. Komunitas
belajar ini diharapkan dapat menjadi katalisator pengembangan diri guru yang
berdampak pada meningkatnya nilai literasi. Kegiatan komunitas praktisi tidak
hanya terbatas hari ini namun akan terus berlanjut. Karena selama kita masih
menjadi seorang guru pasti kita mempunyai permasalahan. Komunitas kami akan
terus memperkaya literatur melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan
literasi dan numerasi murid-murid kami di sekolah. pada akhirnya, semoga apa
yang kita usahakan hari ini berbuah pahala di sisi Allah subhana wata’ala.
Aamiin.
#Salam
Literasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar