Sabtu, 30 September 2023

Refleksi Kegiatan Komunitas Praktisi Perdana

Bismillah....

Salam dan bahagia bapak dan ibu guru hebat....

Burung merpati terbang tinggi

Sangat menawan hati  bahagia

Hari ini kita berefleksi lagi

Hai teman-teman apa kabar semuanya? 




PERISTIWA (FACTS)

Pernah ada ide dari pak Firdaus untuk membuat sebuah komunitas praktisi. Kemudian ide itu terkubur bersama dengan waktu. Ide itu muncul karena ada iming-iming dana dari dinas pendidikan. Lalu Ide itu muncul lagi ke permukaan ketika saya mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan sembilan. Setelah membaca nilai dan peran guru penggerak barulah saya benar-benar sadar bahwa betapa pentingnya membentuk komunitas belajar di sekolah.

Pendampingan pengajar praktik pertama semakin menguatkan saya untuk mendorong terbentuknya  sebuah komunitas praktisi di sekolah kami. Dibantu pak Firdaus, beliau adalah salah satu calon guru penggerak hebat yang sudah lolos pada tahap 1, ia mendaftarkan komunitas kami di aplikasi PMM. Setelah mendaftarkannya di aplikasi PMM, saya diberi tanggung jawab sebagai sekretaris dan dia sendiri adalah ketuanya.

Banyak hambatan yang saya alami terutama terbentur pada kegiatan kerja bakti di sekolah dan kegiatan guru penggerak. Saya harus membagi waktu dengan baik agar tidak tertinggal dalam menyelesaikan tugas guru penggerak. Sambil mengerjakan tugas di LMS, saya berusaha membuat administrasi komunitas belajar. Setelah itu, saya melakukan pendataan aset seklah dan ternyata beberapa orang rekan sejawat saya memiliki kemampuan menjadi narasumber pada kegiatan komunitas. Saat ini saya sedang menyusun jadwal untuk kegiatan komunitas selanjutnya.

Perlu diketahui bahwa ada beberapa tahapan untuk menjalankan sebuah komunitas. Komunitas sendiri berbeda dengan organisasi yang memiliki AD/ART. Komunitas praktisi adalah sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin (Wenger, 2012).

Ada lima tujuan komunitas praktisi sebagai berikut :

1.  Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran.

2.     Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota.

3.      Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka.

4.   Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi.

5.     Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari.

Tidak semua komunitas dapat dikategorikan sebagai komunitas praktisi. Ada tiga karakteristik yang membedakan komunitas praktisi dengan komunitas lain :

·      Domain

Adanya  kesamaan atas hal yang dianggap penting oleh anggota komunitas. Contohnya : Tujuan, Identitas, minat, latar belakang, nilai yang dipercaya, keresahan tentang sesuatu.

·      Komunitas

Adanya tatanan sosial yang disepakati oleh anggota. Contohnya : saling  menghormati antar anggota, keinginan untuk berbagi, niat baik saling mendukung, interaksi yang rutin/regular, terbuka untuk saling bertanya dan niat baik untuk saling mendukung dan berkontribusi.

·      Praktik

Adanya pengetahuan yang dikembangkan, dibagikan dan dipelihara sebagai hasil dari kegiatan komunitas praktisi. Contohnya : informasi, hasil pembelajaran, pengetahuan yang dibagikan, alat dan bahan untuk pembelajaran atau hasil pembelajaran, dokumen-dokumen, dan video.

Pada tahapan ini saya baru mulai mengidentifikasi apa kebutuhan belajar guru, kemudian mulai mencari narasumber yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan komunitas praktisi berikutnya.

PERASAAN (FELLINGS)

Saya sangat bahagia rekan-rekan sejawat yang hadir pada hari ini. Ada perasaan bangga memiliki rekan sejawat yang begitu antusias mengikuti kegiatan komunitas praktisi. Kami memutuskan untuk berkumpul di ruang matematika. Saya sudah menyiapkan infocus yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan hasil refleksi atau materi dari salah satu rekan sejawat saya. Kali ini kami ingin memecahkan permasalahan jam terakhir yang seringkali siswa berkeliaran di luar kelas karena guru tidak masuk.

Dari hasil refleksi pak Firdaus selama menjadi guru sehingga mengantarkannya pada muara berpikir bahwa sebagai guru, kita perlu melakukan sebuah inovasi. Beliau membuat sebuah alat yang bernama scrabble. Terdapat banyak permainan scrabble di internet dan bisa juga di download di play store namun kebanyakannya berbahasa inggris sehingga sulit diakses oleh murid apalagi karena tidak adanya pulsa data.

Menurut penjelasan pak Firdaus, Dengan bahan  seadanya kita dapat membuat alat ini dengan sangat mudah. Bahan-bahan bekas seperti kardus banyak terdapat di sekitar kita. Setelah mendengar aturan permainan scrabble tampaknya rekan yang lain sudah tidak tahan lagi ingin bermain scrabble. Permaian ini terbilang unik, asyik dan mengedukasi. Ibu Wakasek menyarankan agar setiap wali kelas dapat bertanggungjawab mengarahkan murid melakukan permainan ini saat jam-jam terakhir di kelas atau ketika guru mata pelajaran berhalangan hadir.

Permainan ini diharapkan dapat menambah kosakata murid ditengah rendahnya nilai literasi murid. Iya, masalah literasi masih menjadi masalah yang urgen di sekolah kami untuk diperhatikan. Banyak anak yang salah dalam menuliskan kosakata. Melalui permainan scrabble ini dapat memotivasi murid secara organik untuk menambah kosakata baru setiap harinya.

PELAJARAN (FINDINGS)

Dikutip dari Wikipedia scrabble adalah permainan papan dan permainan menyusun kata yang dimainkan dua atau empat orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang dibentuk dari keping huruf di atas papan permainan berkotak-kotak yang terdiri dari lima belas kolom dan lima belas baris. Permainan ini memiliki aturan yang akan dipandu oleh seorang wasit. Wasit harus lihai dalam melihat kosakta dalam kamus. Apakah kosakata tersebut baku atau tidak. Karena kebanyakan permainan ini tersedia dalam bahasa Inggris maka pak Firdaus mencoba membuat scrabble menggunakan bahasa Indonesia. Ide ini beliau temukan saat berselancar di dunia maya. Beliau juga menyampaikan bahwa banyak anak-anak berkeliaran pada jam akhir sehingga membuat anak tidak terkontrol bahkan banyak terjadi kasus perkelahian antar siswa. Permainan ini diharapkan menjadi solusi dari permasalahan tersebut.

Saya mendapatkan banyak manfaat dari penyampaian pak Firdaus. Bahkan selama ini saya tidak pernah mengenal permaian scrabble. Melalui kegiatan komunitas praktisi ini, saya dan para guru yang memiliki keresahan yang sama dapat berkolaborasi dan berbagi praktik baik. Kadang praktik baik seringkali salah dipahami guru. Praktik baik tidak hanya sebatas keberhasilan yang dilakukan guru dalam kelas bahkan hal-hal apa saja yang dialami guru di dalam kelas perlu disampaikan. Dari sana, seorang guru dapat mengamati, meniru dan memodifikasi. Karena bisa jadi, kita semua punya masalah yang sama dalam kelas. melalui komunitas ini, guru akan selalu melakukan refleksi diri baik untuk pengembangan kualitas dirinya ke depan.

PERUBAHAN (FUTURE)

Masalah literasi dan numerasi masih menjadi rapor merah kami di sekolah. Komunitas belajar ini diharapkan dapat menjadi katalisator pengembangan diri guru yang berdampak pada meningkatnya nilai literasi. Kegiatan komunitas praktisi tidak hanya terbatas hari ini namun akan terus berlanjut. Karena selama kita masih menjadi seorang guru pasti kita mempunyai permasalahan. Komunitas kami akan terus memperkaya literatur melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan literasi dan numerasi murid-murid kami di sekolah. pada akhirnya, semoga apa yang kita usahakan hari ini berbuah pahala di sisi Allah subhana wata’ala. Aamiin.

#Salam Literasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar