Tak terasa hari telah sampai pada hari Jumat tanggal 16 September 2022.
Motivasi terus membara. Saya terus menulis. Ada secuil masalah di sekolah sehingga
sejenak terhenti menuliskan kisah-kisah inspiratif. Keyakinan semakin kuat
bahwa Allah subhana wata’ala pasti menolong hambanya. Seraya berdo’a : “ Yaa
Allah, ajarilah hambamu menulis.”
Ku hentakkan kembali semangatku. Menyelam ke dalam lautan kata sampai di
dasarnya. Kutemukan serpihan mutiara-mutiara yang indah. Apakah kau tau tanda
sebuah laut yang menyimpan mutiara-mutiara kata indah? Ia terletak di atas
tumpukan-tumpukan jerami di atas permukaan laut. Kesalahan-kesalahan itu adalah
jerami dan sampahnya. Jerami dan sampahnya itu adalah kesalahan. Kita mulai
belajar dari kesalahan-kesalahan.
Ketika mulai lagi mencoba menulis, semakin hari jari-jariku semakin cepat
mencari huruf. Lalu huruf itu membentuk kata. Semua ini karena Allah subhana wata’ala. Saya bukan siapa-siapa. Kalau bukan karena Dia,
tentu aku tak ada di dunia ini. “Yaa Allah, inilah persembahan terbaikku
untukmu”. Aku menulis untuk dakwah. Mengajari manusia lewat ayat-ayatmu
yang kubungkus dalam kalimat hikmah. Aku hanya ingin manusia paham bahwa engkau
adalah RabbNya.
Sekadar pengantar…………..
Menulis
semudah ceplok telur. Begitulah judul materi ini. Membuat telur ceplok adalah
pekerjaan yang sangat mudah. Siapkan terlebih dahulu minyak goreng dalam wajan.
Saat minyak gorengnya sudah panas, pecahkan telurnya lalu tuang ke dalam wajan.
Tunggu beberapa saat, jadi deh telur ceploknya…
Selamat
menikmati…
Sebelum
menulis jangan lupa berdoa kepada Allah subhana wata’ala. Modal awal menulis
itu adalah membaca. Seorang yang selalu membaca akan mendapatkan banyak
pengetahuan. Bagaimanapun seorang tidak dapat menulis bila tidak mempunyai
modal kata. Hanya dengan membaca seorang itu mendapatkan kata-kata.
Keduanya
saling sinergi. Seorang penulis harus banyak membaca. Membaca itu ada dua. Membaca
yang tersurat dan membaca yang tersirat. Membaca buku adalah membaca yang
tersurat. Sedangkan membaca yang tersirat misalnya mengamati lingkungan sekitar
lalu menuangkannya dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Banyak yang
tidak bisa menulis karena tidak mau memulai menulis. Ketika sudah memulai
menulis seorang pemula harus bergabung dengan komunitas penulis. Tujuannya
adalah agar mendapatkan ide-ide baru ketika terjadi interaksi antar sesama komunitas.
Itulah yang saya rasakan saat ini. Menjadi seorang penulis adalah dengan cara
membaca dan menulis setiap hari. Dalam
menulis sebaiknya fokus pada satu macam disiplin ilmu.
Dalam menulis
itu seperti ibadah. Ibadah itu juga butuh istiqomah. Bila belum bisa istiqomah,
bisa dilakukan pemanasan. Seperti orang yang berolahraga. Misalnya : main bola.
Seorang pemain bola tidak langsung bermain di lapangan ia butuh beradaptasi
dengan lapangan. Ia harus merenggangkan ototnya dengan berlari-lari kecil. Karena
bila ia langsung bermain bisa menyebabkan sakit pada otot-otot kaki. Begitu juga
dengan menulis. Setiap hari satu kalimat sudah cukup. Bisa menuliskan aktivitas
hariannya di tempat kerja. Setelah terbiasa ia bisa melanjutkannya menjadi dua kalimat. Ayo mulailah menulis.
#Salam literasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar