Senin, 19 September 2022

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan


" Senin, 19 September 2022, Pelatihan Belajar Menulis PGRI, Pertemuan ke-13, Gelombang ke-27, Judul " Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan, Narasumber : Susanto, S.Pd & Moderator : Purbaniasita K.S, S.Pd"



Bismillahirrahmanirrahim. Seorang penulis harus memiliki ketelitian dalam menulis terutama dalam penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Sebuah tulisan tergantung dari siapa yang membacanya. Jika yang membacanya adalah komunitas intelektual seperti dosen, peneliti dan sebagainya, maka dipersyaratkan harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar.  Memang, bagi pemula tidak harus dipaksakan agar tulisannya baik. Baik dalam artian, memenuhi syarat PUEBI. Bagi penulis novel dan yang semacamnya biasanya menggunakan kosakata populer. Tujuannya adalah agar bahasa yang disampaikan komunikatif. 

Seorang penulis harus mengulang-ulang membaca tulisannya. Ia membutuhkan waktu kurang lebih dari tiga hari. Ia membutuhkan waktu istirahat. Setelah itu, memeriksa kembali tulisannya. Bisa jadi, banyak kesalahan dalam penggunaan kaidah PUEBI. Tapi jangan takut. Seorang penulis biasanya mendapatkan layanan edit dari penerbit. Takut salah hanya akan membuat kita tidak dapat menulis. Proofreading dapat dipelajari sendiri dengan memiliki perhatian besar terhadap kaidah bahasa Indonesia. Di zaman sekarang, kaidah tersebut dapat diakses pada portal-portal kantor pusat bahasa. Kata Pak Dhe, Ia dapat memahami kaidah PUEBI karena sering membuat flyer tentang penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang benar. 

Bagi penulis, ketika telah memeriksa tulisannya, ia akan mendapati kesalahan yang sama. Oleh karena itu, hal yang penting adalah ia juga mempelajari kekurangannya. Atau bisa juga dengan mengirimkan teks tersebut kepada seorang editor berpengalaman. 


Berikut langkah-langkah proofreading sebelum menerbitkan tulisan :
1. Merevisi draf awal teks. 

Seorang penulis membuat perubahan yang sangat signifikan pada isi tulisan. Perubahan tersebut berupa pemindahan, penghapusan penambahan, atau penghapusan seluruh bagian.

2. Merevisi Penggunaan Bahasa

Seorang penulis dapat merevisi kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf agar paragraf satu dengan paragraf lainnya saling mendukung. Seorang penulis juga harus memperhatikan penggunaan kata transisi pada paragraf berikutnya.

3. Menambahkan  kalimat  untuk memastikan tata bahasa yang benar. Misalnya : sintaks yang jelas, dan konsitensin gaya tulisan. dan juga memperhatikan kalimat-kalimat yang ambigu.

4. Memeriksa Ejaan

a. Memeriksa ejaan merujuk pada PUEBI. Bisa menyesuaikan dengan gaya penerbit.
b. Pemenggalan kata-kata yang merujuk pada PUEBI.
c. Konsistensi nama dan ketentuannya.
d. Memperhatikan judul bab dan penomorannya.
e. Hindari kesalahan kecil seperti penggunaan tanda baca.


Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan  atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami. ia juga dapat memahami penggunaan kalimat efektif, penggunaan susunan kalimat yang benar, substansi  sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak. proofreading merupakan tahapan yang tidak boleh dilewatkan oleh seorang penulis buku atau blog.  Apalagi tulisan tersebut diterbitkan dan dibaca oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, seorang penulis harus teliti dan jeli dalam memperhatikan kesalahan yang terjadi dalam tulisannya. Tidak terburu-buru mengirim artikel atau tulisan agar ia dapat menghasilkan tulisan yang bermutu.

#Salam literasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar