Darno Latif
Blog seputar informasi dan edukasi
Selasa, 14 Mei 2024
Sabtu, 11 Mei 2024
Villa di Atas Bukit
Berbincang santai dengan tema poligami. Tentu saja, ini adalah eksperimen yang sering kami ulang-ulang. Begitulah kami, bayi-bayi berjenggot bercerita hal-hal tabu sehingga membuat bunga-bunga di sekitar tertawa terbahak-bahak.
Cemburu itu Indah
“Bukankah hidup
ini sangat singkat, berbakti kepada orang tua adalah tanggung jawab saya,
apalagi Ibu sudah tua”, ingatannya
berkecamuk lagi lalu bergelayut di antara cabang dan ranting pohon. Ia menarik
napas dalam-dalam dan melonjorkan kakinya. Saat itu, ia sedang bersandar di
sebuah pohon mangga besar. Ia baru saja beristirahat dari lelahnya bekerja
mengurusi ladang sayuran. Hatinya redup-redam lalu berdamai kembali di bawah
pohon tempat ia berteduh.
“Daeng, apakah
kamu tidak takut lewat jalan itu?”, tanya sang
istri dengan wajah yang menyeringai. “Ah…sudahlah, aku dari kecil lewat
jalan itu bersama ayahku, tidak
perlu kamu khawatir ,” jawab Ahmad memutus lalu lintas perdebatan
tadi malam bersama istrinya.
Pertanyaan ini telah berulang
sebanyak sembilan ratus sembilan puluh sembilan kali. Malam itu genap menjadi
pertanyaan yang ke seribu kalinya. Ia mencari jalan terbaik agar bisa
menunaikan baktinya kepada orang tua. Ibunya tidak mau meninggalkan kampungnya.
Padahal ia telah berusaha dengan segala cara membujuk ibunya tapi tidak kunjung
berhasil.
“Ibumu ini kan sudah tua nak,
tidak mungkin meninggalkan rumah peninggalan ayahmu. Di sini banyak kenangan
yang tidak bisa saya lupakan dengan ayahmu nak,” tukas sang Ibu pada Ahmad. Sementara ia juga memiliki tanggung
jawab kepada keluarganya. Segelas kopi di sampingnya telah lama menunggu
giliran. Ia pun menseruputnya perlahan sampai habis.
Istri Ahmad selalu mengkhawatirkan
keadaan suaminya karena setiap malam pergi ke kampung sebelah. Sementara Ahmad
meninggalkan istri dan tiga orang anaknya di rumah. Tak jauh dari rumah mereka,
sebuah pusara tak bernama. Batu yang dahulunya mengelilingi kuburan itu,
tersebar tak beraturan di atas tanah. Rumah yang ditempati keluarga Ahmad adalah
rumah peninggalan mertuanya. Rumah yang sederhana dan jauh dari kata mewah. Ternyata
sebelum Ahmad menikahi istrinya, istrinya adalah seorang anak yatim. Meskipun begitu,
Ahmad adalah suami yang bertanggung jawab. Ia selalu memenuhi kebutuhan
keluarganya bekerja dengan giat.
Tanpa sadar hari telah sore, Ahmad
segera balik ke rumah. Butiran keringatnya kini telah mongering dan menimbulkan
bau yang cukup tajam. Bau keringat seperti itu sudah biasa bagi seorang petani.
Setibanya di rumah ia langsung bergegas ke kamar mandi. Selepas shalat magrib
dan makan malam, ia berpamitan dengan istrinya dan berjanji akan kembali esok
pagi.
Ahmad berjalan kaki dari kampung
istrinya menuju kampung ibunya karena kendaraan masih jarang. Jalan bebatuan
tak beraspal. Suara jangkrik terdengar nyaring di malam itu. Dedaunan kering
berjatuhan ditiup angin. Perlahan bulan mulai menampakkan wajahnya. Ia baru
saja keluar dari persembunyiannya karena tertutup awan.
Malam itu adalah bulan purnama. Di pinggir jalan terdapat
pohon-pohon besar menjulang tinggi. Sesekali terdengar kepakan sayap kelelawar
di antara pepohonan memecah keheningan malam. Suara burung hantu seakan
berlibur malam itu. Mungkin saja, burung-burung itu telah kenyang sehingga
mereka enggan mengeluarkan bunyi.
Ahmad berjalan tanpa rasa takut
sama sekali. Sebilah parang tajam di pinggangnya terselip rapih. Ia berjalan
mirip seorang pendekar silat. Untuk sampai ke kampung ibunya, ia harus melewati
jalan berbatu tak beraspal ini. Lagi pula hutannya sangat lebat. Tak ada akses
lain. Jalan yang berbatu ini seringkali menjadi sarang bagi para begal di malam
hari.
Tiba-tiba Ahmad melihat kobaran
api dari kejauhan. Ia berpikir itu api biasa. “Mungkin saja ada petani yang
sedang bekerja di malam hari, pikirnya dalam hati. Tanpa rasa takut, ia
terus berjalan menuju ke arah kobaran api tersebut. Di sebelah kiri jalan ada
sebuah tempat yang tak ditumbuhi rumput. Ia semakin dekat dan terus semakin
dekat. Hatinya mulai bimbang ia bersiap mengeluarkan golok di pinggangnya. “
Apa ini?,” ucapnya lirih.“Siapa kamu ?”, tanya Ahmad dengan suara
keras kepada kedua perempuan itu dari arah belakang. Keduanya terdiam tak menghiraukan Ahmad.
Terdengar dari keduanya mengucapkan mantra-mantra yang tidak dapat dimengerti
Ahmad. Lalu Ahmad berjalan ke arah depan, nampaklah dua orang wanita menyembah
ke arah bulan dengan mata yang terbelalak. Rambutnya berdiri tegak lurus.
Dengan sigap, ia memegang kedua
rambut perempuan itu lalu keduanya pun tersadar. Keduanya pun menceritakan
peristiwa yang baru saja di alaminya. Ternyata mereka berdua melakukannya tanpa
sadar setiap kali muncul bulan purnama. Mereka berdua meminta kepada Ahmad agar
tidak menceritakan kejadian malam itu kepada siapa pun. Ahmad pun berjanji
tidak akan menceritakannya. Ia pun meninggalkan mereka berdua dan Ahmad
melanjutkan perjalanan ke kampung Ibunya.
Semenjak peristiwa yang dialami
Ahmad malam itu, hubungan mereka semakin akrab layaknya keluarga sehingga hal itu
menimbulkan kecurigaan orang-orang di kampung ibunya.
“Itu tuh, si Ahmad selingkuh
sama Wati?”, kata Nora kepada Sintia
“Hus !!! jangan
su’uzhon kamu Nor!”, bantah Sintia sambil berhenti
sejenak. “Apa kamu tidak lihat si Ahmad setiap kali datang ke rumah ibunya
pasti singgah dulu di rumah wati,” bantah Nora.
Mereka pun saling menimpali dan
disambut riuh oleh yang lain. Pembicaraan itu menjadi sebuah trending topik di
pagi itu. Suara mereka riuh seperti ayam betina yang baru saja bertelur.
Potongan berita itu akhirnya sampai ke telinga istri Ahmad. Istri Ahmad pun
terbakar api cemburu. Cemburu adalah lambang dari rasa cinta begitulah yang
dialami istri Ahmad.
“Apa ini benar Daeng kamu punya
hubungan dengan wanita lain?”, tanya istrinya.
“Apa yang kamu maksud? Kenapa kamu bertanya seperti itu?”, Ahmad
bertanya balik kepada istrinya. “Jangan bohong Daeng, Aku mendengarnya dari
orang-orang kampung,” kata istrinya dengan terisak. “Ah… sudahlah, itu,
kan kata orang-orang kampung, mana buktinya kalau saya selingkuh?”, sanggah
Ahmad dengan nada meyakinkan kalau dia tidak pernah selingkuh.
Semakin lama istri Ahmad semakin
menjadi-jadi. Ia terhasud orang-orang kampung yang tak bertanggung jawab. Istri
Ahmad lalu memutuskan untuk pergi ke kampung ibu mertuanya. Ia ingin memastikan
bahwa selama ini suaminya telah berbohong perihal selingkuhannya dengan si Wati
janda cantik.
“Aku sudah tahu maksud
kedatanganmu, nak”, kata ibu mertuanya. Istri Ahmad terperanjat
bukan main. “Kok, ibu tau maksud kedatangan saya ke sini?” katanya dalam
hati. “Soal si Wati, kamu jangan berprasangka buruk, dia itu orang yang
baik. Kebaikannya telah membuat perempuan-perempuan kampung yang lain cemburu.
Maklum mereka itu, perawan tua yang tidak laku-laku”, lanjut ibu mertuanya
dengan senyum keriputnya. “Iyah, Mak…maaf kalau selama ini aku salah menilai
Ahmad, ternyata dia adalah suami yang terbaik. Yaa Allah ampuni hambamu,”. Istri
Ahmad pun menangis dan menyesali perbuatannya. “Pulanglah,... suamimu sudah menunggumu
di rumah, ingatlah,,, bahwa tidak ada rumah tangga yang tidak punya masalah. kecuali
kalau suamimu menikah sama tiang listrik,” kata Ibu mertuanya dengan nada
bercanda. (cerpen ini diangkat dari kisah nyata dengan sedikit pengubahan)
Darno, dilahirkan di desa Kalumbatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi
Tengah pada tanggal 5
Agustus 1984 dari pasangan Ibu Sumiati
H. Pama dan Bapak Muhammad Latif. Mulai
menulis sejak mengikuti pelatihan belajar menulis KBMN PGRI Gelombang 27 Tim
Solid Omjay. Saat ini sedang menulis sebuah buku perjalanan dalam mengikuti
Pendidikan guru penggerak Angkatan 9. Email :darnolatif@gmail.com , Facebook : SMP N
U P. Morotai, Youtube : Daloha Edukasi.
Kamis, 09 Mei 2024
Perpisahan
Rabu, 08 Mei 2024
Kudapan Malam
Di malam yang merangkak perlahan, langit memperlihatkan kemegahannya yang memukau. Bintang-bintang berserakan seperti permata yang terhampar di kain sutra hitam malam, menciptakan suasana yang memesona. Di kejauhan, gemerlap lampu kota menyinari langit dengan lembut, menambah keindahan malam yang penuh misteri.
Deretan kamar hotel yang berjejer di lantai dua Hotel bintang lima, lampu-lampu bertengger di bagian depan bersinar remang-remang kekuningan, memberikan sentuhan magis pada suasana malam. Tiba-tiba, seorang gadis muda berparas cantik dengan make up tebal muncul di ambang pintu. Warna kekuningan dari cahaya lampu memantul memperindah pesonanya yang memikat.
Apa yang terjadi dengan Joni? Ia seperti orang yang baru saja kehilangan keluarganya. Saat gadis muda itu mengetuk pintu, ia membukanya dengan pelan lalu berkata: "Akulah kudapan itu." Sontak saja, Joni kaget dan dengan refleks menutup kembali pintu kamar hotelnya, terselimuti rasa penasaran dan kebingungan yang mendalam. Ia bertanya-tanya dalam hati. "Inikah kudapan malam itu?"
Rabu, 01 Mei 2024
Terus Bergerak
Bismillah...
Saya merasa bahwa perjalanan Pendidikan Guru Penggerak hari ini telah
mencapai ujungnya. Frasa 'tak terasa' tidak cukup untuk menggambarkan perjalanan
yang kami lakukan selama ini. Kami begitu bersemangat mengikuti pendidikan guru
penggerak angkatan 9 karena kami percaya itu akan membantu kami menjadi lebih
efektif dalam mengajar dan membimbing siswa kami.
Kadang kita mendengar keluhan guru tentang rasa
tidak percaya diri dalam mengikuti seleksi Pendidikan Guru Penggerak. Bagaimana
kita bisa mendapatkan kepercayaan dari murid kita jika kita sendiri sebagai
guru tidak memiliki rasa percaya diri? Setiap orang memiliki potensi yang
terpendam, dan kami percaya bahwa dengan mengasah potensi ini, kami dapat
menjadi guru yang lebih baik dan lebih menginspirasi.
Pernahkah kita bertanya kepada murid-murid kita di
sekolah tentang sosok guru seperti apa yang mereka inginkan? Pertanyaan ini
penting karena memungkinkan kita untuk memahami kebutuhan dan harapan mereka
sehingga kita dapat menjadi guru yang lebih efektif. Sebab setiap murid itu
unik dengan keunikannya masing-masing, kami bertekad untuk menghargai dan
memperhatikan kebutuhan individual setiap murid dalam praktik mengajar kami.
Kami sadar bahwa perubahan tidaklah mudah dilakukan. Perubahan memerlukan dukungan dari semua pihak. Kolaborasi merupakan salah satu prinsip penting dalam mengimplementasikan perubahan. Kami juga menyadari bahwa calon guru penggerak memiliki tanggung jawab moral yang besar ketika mereka memperoleh gelar 'guru penggerak'.
Namun, kami menyadari bahwa tidak mungkin
semua orang akan merasa puas dengan apa yang kami lakukan. Hal yang mustahil kita dapat membuat semua orang di muka bumi ini ridha kepada guru penggerak. Tak semua orang di dunia ini yang akan membencimu karena di sana ada orang-orang yang memiliki keresahan yang sama denganmu. Juga tidak semua orang yang menyukaimu karena pasti ada yang tidak suka akan perubahan. Namun demikian, kami tetap akan terus berusaha sampai
akhir. Karena keikhlasan itu seperti surat Al-Ikhlas yang tidak ada kata ikhlas di dalamnya.
Gali Potensi Ukir Prestasi
Bismillah. Pemateri malam ini adalah seorang ibu guru dengan segudang prestasi. Dari paparan yang disampaikan semua berisi tentang bagaimana perjalanannya melewati berbagai rintangan sehingga menjadi seorang penulis yang terkenal. Meskipun buku solo beliau belum sampai pada tahap best seller akan tetapi sudah sangat lumayan bisa tampil di rak toko buku gramedia. Tentu saja, ini tidak dapat dilakukan oleh semua guru.
Saya melihat keberhasilan dalam kepenulisan juga dipengaruhi oleh kedekatan seseorang dengan orang yang dapat memberikan inspirasi bahkan motivasi. Misalnya, beliau bercerita tentang buku parenting 4.0 karena mendapatkan motivasi dari ibu kanjeng. Barangkali sebagai penulis pemula, kita semua sangat membutuhkan mentor hebat yang dapat membimbing kita dalam menyelesaikan tulisan baik itu buku antologi maupun buku solo.
Saya mempunyai pengalaman pribadi terkait dengan menggali potensi dan mengukir prestasi. Saya memiliki beberapa sahabat satu circle yang memiliki bakat menulis yang luar biasa. Saya sangat suka membaca puisi yang ditulis salah satu sahabat saya tersebut. Salah satu puisi yang ia tulis pada tautan blog ini :
https://fadlyrmansjur911.blogspot.com/2022/10/sebelum-kau-datang.html
Dari tulisan teman saya inj, saya banyak belajar tentang sebuah motivasi. Sebaik apapun potensi yang dimiliki seseorang bila ia tidak memiliki motivasi maka percuma. Sebagai kawan yang baik saya selalu memberikan kata-kata motivasi. Saya ingin orang-orang yang memiliki potensi menulis mau aktif mengikuti pelatihan menulis KBMN PGRI sampai selesai.
Sebagai tambahan, keberhasilan seorang menggali potensi dirinya bukan tergantung dari kemampuan intelekstualnya tapi motivasi dari dalam dirinya. Tentunya semua diawali dengan doa. Sebab manusia tidak akan pernah terlepas dari jalan takdirnya. Bahkan tak diragukan lagi menurut para ahli pendidikan bahwa perkembangan intelektual manusia berkembanb seiring dengan perkembangan fisiknya. Terkadang juga, tantangan dalam hidup sangat berguna untuk melejitkan kemampuan. Tanpa tantangan, seseorang tidak akan melejitkan potensinya atau cenderung monoton. Ibu Aam adalah sebuah contoh seorang yang mampu menggali potensi dirinya dan mengukir prestasi yang luar biasa.
Penutup dari resume saya ini terkait dengan hal-hal apa saja yang dapat menggali potensi dan mengukir prestasi seorang antara lain sebagai berikut :
1. Motivasi dari dalam diri, misalnya : cita-cita ingin menjadi penulis hebat. Motivasi ini bersifat internal dan sangat kuat.
2. Motivasi dari seorang mentor, ini termasuk motivasi eksternal.
3. Adanya tantangan dalam hidup.
Semoga tulisan ini dapat menginspirasi teman-teman penulis. Mari kita menggali potensi melalui tulisan lalu mengukir sebuah prestasi.
#Salam dan bahagia